The World of Ghibli Jakarta 2017

Sebelum memulai cerita ini, terlebih dahulu saya akan menjelaskan secara singkat tentang kecintaan saya terhadap Studio Ghibli. Studio animasi Jepang yang sejauh ini telah menciptakan cukup banyak film dan cukup dikenal dan dihormati di Jepang dan seluruh dunia. Perkenalan pertama saya dengan Studio Ghibli bermula di bangku kuliah S1 di Hubungan Internasional Unpad. Pada masa awal kuliah, adaptasi dengan lingkungan Jatinangor cukup memberi tantangan tersendiri bagi saya yang lebih memilih pulang-pergi ke Bandung setiap hari menggunakan bus DAMRI dibandingkan mayoritas teman-teman seperkuliahan yang nge-kost di Jatinangor. Dan karena saya termasuk orang yang membenci aktivitas nongkrong di kampus, maka saya pun di pertemukan dengan perpustakaan Batoe Api (here you go, saya harus menulis khusus tentang tempat ini di post berikutnya). Singkatnya, perpustakaan batoe api adalah perpustakaan milik pribadi yang terletak di luar kampus (dekat dengan pangkalan Damri pada saat itu) dan memiliki tempat penyewaan dvd di sebelahnya yang juga dikelola oleh orang-orang di perpustakaan tersebut.

Di sana lah akhirnya saya menghabiskan sebagian besar waktu di luar kampus. Kehidupan mahasiswa yang serba pas-pas an menjadikan menonton film lewat dvd salah satu ritual rutin bahkan di beberapa waktu bisa menghilangkan rasa lapar dan menghemat biaya pengeluaran makan. Tempat penyewaan dvd di sebelah Batoe api itulah (kalau gak salah nama nya Cinema Paradiso) hampir setiap hari saya kunjungi untuk sekedar mengobrol dan atau meminjam dvd untuk di bawa. Selang beberapa bulan, seteah menjadi amat sangat akrab dengan penjaga penyewaan dvd itu, saya pun sudah tidak perlu lagi mencari dvd apa yang menarik untuk di tonton. Apapun rekomendasi bang arif (maaf kalo salah nama nya) sudah pasti saya pinjam dan tonton. Dan suatu hari ia merekomendasikan film Studio Ghibli pertama saya: Grave of the fireflies.

Grave of the fireflies adalah film animasi pertama yang sukses membuat saya menangis. Seketika juga saya jatuh cinta dengan film itu, hampir semua aspek di film ini di rajut dengan sangat baik menghasilkan satu kemasan yang saya kira mampu menguras perhatian dan perasaan bagi setap penonton nya. Penggambaran akan bagaimana buruk nya dampak dari peperangan sampai perjuangan dan cinta seorang kakak terhadap adik nya menjadikan film ini salah satu film animasi terbaik yang pernah dibuat. Saya pun esok nya langsung kembali ke rental cinema paradiso untuk meminjam hampir seluruh koleksi film-film Studio Ghibli yang tersedia di sana. Sejak saat itu, saya menyadari kalau saya menyukai hampir seluruh film produksi dari Studio Ghibli. Saya sudah menonton semua featured film nya, dan beberapa karya lain ya yang bisa ditemukan di internet. Bisa dibilang, saya menyukai semua karya-karya Studio Ghibli tanpa terkecuali. Bahkan karya seperti My Neighbour Yamadas, Ocean Waves, atau On your mark yang tidak mendapat perhatian lebih dan kurang sukses di pasaran pun saya sangat menikmatinya. Justru terkadang di karya-karya tersebut saya menemukan kesan yang tak kalah baik dari film-film sukses nya.

Bagi saya, film-film Studio Ghibli mampu memberikan suatu pengalaman yang berbeda dari sebagian besar film tidak hanya film animasi namun secara keseluruhan. Studio Ghibli mampu merangkai plot cerita yang sangat menarik, tidak mudah ditebak, sarat akan pesan yang dalam dan kemudian dituangkan melalui gambar yang dibalut dengan warna-warna yang menakjubkan dan musik latar yang bisa dikatakan luar biasa di setiap film nya. Dan uniknya, semua itu tidak lantas dibuat begitu sempurna, namun tetap menyisakan sisi ketidak sempurnaan yang mewakili kemanusiaan. Pembatasan penggunaan komputer, cgi, dan teknologi termutakhir justru memberikan sentuhan otentik yang membekas di setiap produksi nya. Selain itu juga, cerita yang di angkat oleh film-film Studio Ghibli juga memotret berbagai isu seperti feminism, enviromentalism, capitalism yang dikemas dengan begitu baik dan tidak melulu menampilkan humor dan karakter lucu untuk anak kecil. Itulah mengapa penggemar Studio Ghibli juga datang dari kalangan yang lebih tua.  Mengutip beberapa quotes dari Hayao Miyazaki:



“I do believe in the power of story. I believe that stories have an important role to play in the formation of human beings, that they can stimulate, amaze and inspire their listeners.


"If someone were to ask me what the most important thing is when creating a new animated work, my answer would be that you first have to know what you want to say with it. In other words, you have to have a theme. Surprisingly, perhaps, people sometimes overlook this basic fact of filmmaking and overemphasize technique instead. There are innumerable examples of people making films with a very high level of technique, but only a very fuzzy idea of what they really want to say. And after watching their films, viewers are usually completely befuddled. Yet when people who know what they want to say make films with a low level of technique, we still greatly appreciate the films because there is really something to them."


The world of Ghibli Jakarta

Setelah bertahun-tahun menikmati dan mengapresiasi berbagai karya dari Studio Ghibli, saya sebenarnya sulit sekali menemukan teman diskusi, cerita atau bertukar info mengenai Studio Ghibli. Ada beberapa teman kuliah yang juga suka dan berhasil saya racuni, namun selebihnya tidak banyak bahkan bisa dibilang cukup sulit menemukan fans Ghibli setidaknya di lingkaran lingkungan saya. Sampai akhirnya pada 2015 saya melihat salah satu retweetan selebtwit tentang private screening spirited away dan ada Toshio Suzuki, manajer dari Studio Ghibli hadir juga di sana. Kalau tidak salah saat itu saya masih sibuk mengurus s2 saya dan sempat mengirimkan pesan dan kesan atas Studio Ghibli untuk kuis berhadiah ticket nonton nya namun berujung tidak menang. Saat itu saya cukup kecewa karena beberapa hari setelahnya melihat influencer, selebriti, dan sejenisnya berhasil berfoto bersama dan mendapat drawings serta tandatangan Toshio Suzuki. Sejak saat itu saya pun mem-follow akun kaninga picture selaku penyelenggara acara private screening itu.
Selang setahun, saya kembali melihat tweet dari Kaninga picture tentang rencana perhelatan besar dari Studio Ghibli di Indonesia. Saya sangat bersemangat sekali dan mulia memantau info-info di twitter kaninga dan beberapa akun selebtwit yang sepertinya juga ikut membantu kaninga mempersiapkan event ini. Setelah beberapa bulan, akhirnya muncul kuis yang berhadiah press conference event World of Ghibli Jakarta yang juga dihadiri Toshio Suzuki. Dan Alhamdulillah, saya termasuk yang menang dan berkesempatan menghadiri press conference itu serta mendapatkan drawings dan ttd dari Toshio Suzuki. Sayang sekali saat itu saya terlalu takut dan grogi untuk minta foto bareng karena memang sebelumnya diberi arahan untuk tidak melakukan itu. Dan menyesal luar biasa melihat banyak sekali peserta yang melanggar dan berfoto bersama Toshio Suzuki. Dan selepas event tersebut, saya pun memutuskan untuk ikut mendaftar menjadi volunteer screening setelah hari pertama terharu luar biasa sehais menonton spirited away di XXI yang merupakan bagian dari rangkaian event The world of Ghibli Jakarta.  The World of Ghibli Jakarta sendiri adalah rangkaian kegiatan atau event kerjasama Kaninga Pictures dan Studio Ghibli. Rangkaian acara nya sendiri diawali dengan screening film-film Studio Ghibli di Bioskop setiap bulan nya dan di akhiri dengan eksibisi atau pameran besar Studio Ghibli pertama di Indonesia. Setelah mendaftar jadi volunteer screening dan ikut dalam pertemuan awal tentang event World of Ghibli ini, saya pun berkenalan dengan banyak sekali pecinta Studio Ghibli di Jakarta dan seluruh Indonesia. Senang sekali rasa nya bisa bercerita, bertukar kesan, dan berbagi informasi tentang Studio Ghibli. Saya rasa hampir semua yang terlibat dalam ragkaian event World of Ghibli ini adalah orang-orang yang sangat mencintai karya-karya Studio Ghibli. Volunteer Ghibli khususnya, hampir semua yang ikut serta memberikan bantuan dan usaha terbaik nya untuk rangkaian event ini.



Setelah screening beberapa film Studio Ghibli di XXI dan sempat berpindah ke CGV blitz karena satu dan lain hal, akhirnya event eksibisi/pameran The World of Ghibli pun segera  digelar. Promosi dan antusiasme pecinta Studio Ghibli khususnya di Indonesia menyambut baik event ini. Akan tetapi, ternyata banyak sekali kendala dan permasalahan dalam persiapan event ini yang membuat event eksibisi ini tidak siap sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Pada hari pertama eksibisi digelar terjadi luapan kekecewaan yang cukup besar dari pengunjung yang mendapati belum lengkap nya isi pameran seperti yang sudah di informasikan sebelumnya. Berbagai protes, sindiran, sampai hinaan berseliweran di social media. Pihak penyelenggara sendiri pada hari pertama meminta maaf atas keterlambatan dan memberikan special guidance dari Studio Ghibli serta kompensasi tiket bagi pengunjung sampai pameran tersebut selesai 100%. Menurut saya pribadi, kesalahan ini cukup fatal namun tidak bisa dilihat sebelah mata juga. Persiapan yang sangat singkat dan berbagai permasalahan lain nya seharusnya bisa menjadi bahan pertimbangan, terlebih penyelenggara juga sudah memberikan kompensasi yang dari segi bisnis bisa dibilang sangat merugikan. Saya sejujurnya cukup terganggu oleh beberapa akun yang sepertinya sangat heboh berusaha sangat keras memberikan pendapat sinis nya tentang event ini bahkan sampai event ini berakhir. Setelah dilihat-lihat sebagian dari kritikus itu akhirnya juga memposting banyak sekali foto-foto dengan ekspresi bahagia dan sebagian lain nya bahkan tidak datang sama sekali. Benar-benar marah dan memaki hanya berdasarkan cerita orang lain saja. Sungguh perilaku yang sangat buruk dan sebaiknya tidak diteladani. 

The World of Ghibli Jakarta diberitakan menjadi eksibisi terbesar Studio Ghibli di Asia Tenggara, banyak yang juga menganggap sinis hal ini tapi eksibisi ini memang terbesar karena diadakan dengan area seluas 7200M. Silahkan cari dan bandingkan sendiri saja dengan eksibisi Studio Ghibli di tempat lain.  Eksibisi ini menjadi sangat menarik dan penting karena hampir semua yang di pamerkan merupakan hasil kerjasama Studio Ghibli dengan seniman dan pekerja seni asal Indonesia. Mereka mendapat supervisi khusus dari Studio Ghibli saat proses pengerjaan nya. Semua bisa dilihat sendiri dari seberapa detail dan menakjubkan nya hasil-hasil karya yang di pamerkan. Saya juga membaca banyak liputan mengenai eksibisi Studio Ghibli di tempat lain dan beberapa karya di eksibisi World of Ghibli ini bisa dikatakan lebih baik terutama dari segi ukuran yang jauh lebih besar. Rangkaian event nya sendiri bisa dibilang paling lama, dengan banyak sekali mengedepankan transfer pengetahuan dan merangkul seniman dan pekerja seni asal Indonesia. Logo acara, Poster film screening, semua materi promosi, penggambaran, perencanaaan, sampai pembangunan materi eksibisi semuanya dikerjakan bersama antara seniman Indonesia dan pihak Studio Ghibli. Semua nya melalui proses yang tidak mudah dan tak jarang harus menempuh berbagai revisi untuk mendapat persetujuan langsung dari pihak Studio Ghibli. Ini bisa dibilang kesempatan terbesar bagi semua pekerja seni untuk menyerap berabagai ilmu dan pengetahuan langsung dari Studio Ghibli. Hal-hal inilah yang sering luput dari mereka yang tertutup oleh rasa kecewa segelintir ‘pengamat dan kritikus’ yang berlarut-larut,  keinginan untuk melampiaskan kemarahan, atau mungkin juga keinginaan untuk terlihat anti-mainstreem dan paling keren. 

Hal lain yang menjadikan eksibisi ini menarik adalah kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati karya-karya yang dipamerkan secara lebih menyenangkan yang dalam hal ini adalah kebijakan untuk boleh mengambil gambar dan merekam video di area yang diperbolehkan. Studio Ghibli yang cukup terkenal dengan kebijakan untuk tidak mengambil gambar dan video nya akhirnya bisa meringankan aturan tersebut di event ini. Hal ini mungkin menjadi kesempatan penting yang mungkin sulit untuk bisa terulang lagi. Kesempatan yang terbilang langka untuk bisa berfoto dan mengambil video dengan totoro, naik nekobus besar, bahkan masuk ke replika rumah kusakabe dan masuk ke replika hutan mononoke, replika toko roti kiki serta banyak hal lain yang hampir semuanya diperbolehkan untuk berfoto dan mengambil video.  
 
Untuk lebih lengkap nya, ini adalah denah dari eksibisi World of Ghibli jakarta


Eksibisi World of Ghibli ini dibagi menjadi dua area yakni area dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D). Rangkaian eksibisi dimulai di area 2D, di area setiap pengunjung ini tidak diperbolehkan untuk merekam dan mengambil gambar. Area 2D ini di dalamnya terdapat berbagai informasi mencakup sejarah dan founder Studio Ghibli, kumpulan lengkap poster-poster film yang dibuat oleh Studio Ghibli, gambaran ruang kerja para animator di Studio Ghibli, dan yang paling menarik kumpulan artwork berupa potongan gambar di setiap film serta sketsa asli tiap film Studio Ghibli. Terdapat pula penjelasan singkat mengenai tiap film Studio Ghibli juga dicantumkan dengan bahasa Indonesia.

Setelah area 2D pengunjung akan masuk ke area screening film, di area ini terdapat layar yang memutar semua trailer film-film Studio Ghibli. Walaupun hanya trailer, namun area ini cukup menarik karena semua penjelasan informasi mengenai film-film Studio Ghibli di area 2D sebelumnya bisa sedikit tergambarkan lebih jelas melalui cuplikan trailer film-film di area ini. Di area screening ini pengunjung juga tidak diperbolehkan mengambil gambar maupun video.

Melewati area screening, pengunjung lalu masuk ke area 3D. Area yang bisa dibilang merupakan area utama eksibisi The World of Ghibli. Di sini pengunjung diajak untuk masuk ke 'Dunia Ghibli' yang menakjubkan. Di area ini pula pengunjung diperkenankan untuk mengambil gambar dan video sepuasnya. Hal ini bisa dibilang kebijakan yang cukup langka dilakukan leh Studio Ghibli, bahkan di dalam museum Ghibli di Mitaka Jepang pengunjung tidak diperbolehkan mengambil gambar dan video. Area ini dimulai dengan sebuah ruangan berbentuk lingkaran yang di tengahnya dapat kita liat sebuah replika dari fim Laputa 'castle in the sky', dan di setiap sisi area lingkaran terdapat gambar-gambar semua tokoh-tokoh dalam film-film Studio Ghibli. 

 

Kemudian setelah itu, kita akan disambut dengan kemegahan airship yang juga muncul di film Laputa 'castle in the sky'. Airship ini berukuran sangat besar memiliki mesin yang menggerakan baling-baling yang jumlahnya sangat banyak. Ukuran dan suara mesin airship Laputa ini cukup membuat jantung berdebar tiap mendengarnya. Dari area atas sini juga kita dapat melihat area 3D dari atas. Spot ini adalah spot paling saya sukai dan meninggalkan kenangan mendalam. Selanjutnya kita akan turun dan di sekeliling dinding akan terlihat semua jenis pesawat yang pernah muncul di film-film Studio Ghibli. Pesawat merupakan suatu ciri khas dari setiap film-film Studio Ghibli.




Setelah itu di sebelah kiri pengunjung akan bertemu dengan berbagai replika dari beberapa film-film Studio Ghibli. Ada robot Laputa berukuran sangat besar, lengkap dengan prasasti laputa nya. Kemudian ada replika perahu di film When Marnie was there lengkap dengan petromaks dan latar rumah Marnie. Kemudian ada replika pintu masuk rumah Arriettty dan ornamen-ornamen daun nya, replika lorong masuk spirited away. Sementara kembali ke tengah akan terlihat replika bath house Yubaba yang megah serta tak ketinggalan strange town yang berwarna-warni dengan lampion-lampion nya. Bath house nya sendiri memiliki keunikan yakni terdengar suara-suara orang sedang bekerja tepat ketika lampu di dalam bath house menyala tanda bath house sudah beroperasi. Penampakan Kaonashi juga sering muncul di bath house ini dan bisa diajak berfoto bareng dengan pengunjung.




Di sisi kanan pengunjung akan bertemu juga dengan Ponyo wall yang berupa dinding dengan layer-layer bergambar Ponyo sedang berlari menaiki ikan untuk mengejar mobil Sasuke. Teknik layer ini merupakan salah satu ciri khas Studio Ghibli juga dalam menggambar animasi nya. Di depan nya pengunjung akan bertemu dengan replika pesawat Saviola milik Porco Rosso, lengkap dengan radio, kursi malas, dan pasir serta latar belakang tebing tempat  rahasia dimana Porco Rosso tinggal.





Setelahnya ada replika baby ohmu yang dapat bergerak dan menyala biru dan merah. Baby ohmu dari film Nausicaa the valley of wind memberi kesan tersendiri khususnya bagi penggemar Studio Ghibli di era-era awal. Replika toxic forrest dan fungi nya juga patut di apresiasi walau background nya hanya hitam dan berbeda dari konsep awalnya yang sangat keren menurut saya.

Lalu di depan nya kita akan masuk ke replika hutan dalam film Princess Mononoke. Replica ini cukup membuat saya merinding karena kita akan bertemu Kodama yang lucu, dan tentu saja Shisigami, dewa penjaga hutan berbentuk mirip rusa yang muncul tepat di tengah hutan.




Di seberang hutan mononoke pengunjung akan bertemu dengan replika salah stau film paling sukses dan ternal dari Studio Ghibli, yakni My Neighbour Totoro. Lengkap juga dengan replika rumah Kusakabe tempat Mei dan Satsuki tinggal. Tidak pula ketinggalan replika Nekobus atau Cat bus berukuran sangat besar dan ketiganya bisa dimasuki oleh orang dewasa. Replika ketiga nya dibuat sangat baik dan detail. Ruangan kerja Kusakabe dibuat dan disusun khusus oleh tim dari Studio Ghibli. Setiap detail posisi buku, meja, kertas, sampai pensil dibuat sama persis dengan di film. Smeuanya dibuat sangat-sangat-sangat detail dan mengundang decak kagum bagi mereka yang menyadarinya. Pose Totoro dan bus stop juga dibuat mirip sekali dengan di film lengkap dengan pohon-pohon. Nekobus yang sangat besar di sebelahnya bertuliskan Jakarta di lampu atas tujuan nya. Suatu sentuhan yang sangat bagus dan menggemaskan. Tak lupa juga tata cahaya yang dibuat sangat baik sehingga setiap pengunjung yang berfoto di area ini mendapatkan hasil yang baik walau hanya menggunakan kamera handphone.



Di sebelah rumah Kusakabe pengunjung juga akan bertemu dengan replika toko roti di film Kiki's Delivery Service. Replika toko roti Kiki ini juga slaah satu spot yang tidak pernah sepi dari antrian pengunjung. Di dalamnya pengunjung bisa berfoto dan seolah-olah menjadi Kiki yang sedang berada dalam toko roti. DIbuat dengan cukup detail lengkap dengan ornamen-ornamen khas seperti mesin kasir, mesin timbangan dan juga roti-roti yang terlihat sangat menggiurkan dan sangat mirip dengan yang ada di dalam film. Tidak ketinggalan ada sapu kiki serta Jiji si kucing hitam lucu peliharaan kiki berbentuk boneka kecil yang bisa dipakai sebagai properti foto. 




Kembali ke sebelah nekobus, pengunjung akan bertemu dengan replika yang paling banyak mengundang decak kagum, termasuk replika paling saya sukai di eksibisi ini. Yakni replika kastil Howl dari film Howl's Moving Castle. Replika kastil Howl ini sibuat sangat detail dan sangat besar. Ukuran nya sendiri sudah membuat orang terpesona, ditambah dengan detail dari setiap sisi bagian-bagian nya. Replika ini adalah replika yang paling saya ingin bawa pulang. Walau banyak kekurangan teruatama pada bagian rumput pelapis karpet dan background yang hanya tirai, tapi tetap saja replika ini menjadi sorotan yang membuat setiap pengunjung kagum. Mungkin akan lebih baik jika langsung dilihat dari foto yang saya ambil


Replika Howl's moving castle menjadi replika terakhir yang bisa dinikmati di area 3D, kemudian pengunjung akan masuk ke area dimana pengunjung bisa menuliskan kesan tentang eksibisi World of Ghibli ini pada sticker putih bulat dan menempelkan nya di dinding yang sangat besar. Di sini kita bis amelihat pesan-pesan unik, lucu dan juga karya-karya gambar 'doodle' dari pengunjung yang sering menimbulkan decak kagum karena sangat bagus sekali. Beberapa pengunjung juga terlihat melompat-lompat untuk bisa menaruh sticker mereka di dinding paling atas.

Setelah area sticker, sebelum pintu keluar ada pop-up store yang menjual merchandise original dari Studio Ghibli. Walau harga nya bisa dibilang cukup tinggi, namun kesempatan ini tergolong langka karena sulit sekali menemukan merchandise asli Studio Ghibli di Indonesia. Paper bag setiap pembelian merchandise juga di desain dengan sangat menarik dan bisa menjadi kenang-kenangan tersendiri bagi setiap pembeli merchandise di eksibisi World of Ghibli ini. Dan tak lupa setelah area merchandise, pengunjung juga akan mendapatkan cap unik The World of Ghibli Jakarta sebagai penanda otentik kunjungan nya di World of Ghibli Jakarta.




Tak ketinggalan ada booth makanan dan minuman untuk pengunjung nikmati dan ada stage khusus dengan background film Arrietty yang menyuguhkan performance musisi-musisi Indonesia yang memainkan lagu-lagu dari film-film Studio Ghibli.

Ini adalah beberapa foto-foto cukup detail untuk menangkap keindahan karya-karya yang dipamerkan beserta informasi lengkap tentang drafter nya. I'm so amaze and proud of all those works. Semoga eksibisi World Of Ghibli membuka semua kesempatan dan peluang bagi mereka untuk terus maju dan karya-karya nya dapat lebih dikenal oleh banyak orang. 



Usai eksibisi World of Ghibli ini, pemutaran film-film Studio Ghibli di Indonesia pun masih terus dilakukan setiap bulan nya sampai 2018. Saya sendiri sudah merasakan menonton sebagian besar film-film Studio Ghibli di format terbaik nya yakni di bioskop. Salah satu pengalaman yag sangat menyenangkan walau sebelumnya sudah pernah menonton di format lain. Menonton film-film Ghibli di Bioskop malah terkadang menambah makna baru dalam mengapresiasi karya-karya Studio Ghibli.Layar lebar dengan kualitas suara serta subtitle terbaik merupakan salah satu pengalaman yang sayang untuk dilewatkan. Bahkan potongan ticketnya mungkin bisa dikumpulkan untuk dipajang sebagai cerita buat anak-cucu kita. Betapa menyenangkan nya menjelaskan pengalaman kita kepada mereka:

 "...dulu ayah/kakek menonton film-film Studio Ghibli ini di bioskop loh.." 





Eksibisi World of Ghibli Jakarta adalah suatu awalan kehadiran Studio Ghibli di Indonesia. Semoga kesempatan awal ini terus membuka peluang untuk kesempatan-kesempatan lain nya di masa yang akan  datang. Semoga Studio Ghibli juga dapat terus survive dan terus memberikan inspirasi terutama bagi generasi-generasi masa depan di seluruh bagian dunia melalui karya-karya terbaru nya yang selalu dinanti. Mari kita sama-sama berharap semoga saja konser musik Joe Hisaishi membawakan lagu-lagu Studio Ghibli bisa juga dibawa ke Indonesia. Pasti akan menjadi salah satu pengalaman yang sulit terlupakan. Amiiinn.

Terimakasih Studio Ghibli sudah mampir ke Indonesia, terima kasih juga untuk World of Ghibli Jakarta untuk pengalaman berharga nya. A dream come true!




















Komentar

Postingan Populer